Alat Pengukur Tekanan Darah
May 19, 2007
by rendra
Saya kira
hampir semua orang pasti pernah diperiksa tekanan darahnya. Mungkin ada yang
bertanya dalam hati, “Bagaimana ya kok bisa tekanan darah diukur?”. Sebenarnya
prinsip kerjanya sederhana. Bagi yang pernah belajar fluid Statics di
mata kuliah Mekanika Fluida mungkin bisa memperkirakannya dengan baik. Berikut
ini saya coba paparkan secara singkat bagaimana prinsip pengukuran tekanan
darah tersebut. Gambar dan penjelasan ini saya ambil dari ebook Fundamentals
of Fluid Mechanics yang dibuat oleh Bruce R. Munson, Professor of
Engineering Mechanics at Iowa State University since 1974, Donald F. Young,
Anson Marston Distinguished Professor Emeritus in Engineering, is a faculty
member in the Department of Aerospace Engineering and Engineering Mechanics at
Iowa State University, dan Theodore H. Okiishi, Associate Dean of
Engineering and past Chair of Mechanical Engineering at Iowa State University.
Mohon maaf para Mr di atas, saya belum ijin untuk menampilkannya di sini, boleh
ya…
Prinsip
kerja alat pengukur tekanan darah sama dengan U-Tube Manometer. Manometer
adalah alat pengukur tekanan yang menggunakan tinggi kolom (tabung) yang berisi
liquid statik untuk menentukan tekanan. Manset dipasang ‘mengikat’ mengelilingi
lengan dan kemudian ditekan dengan tekanan di atas tekanan arteri lengan
(brachial) dan kemudian secara perlahan tekanannya diturunkan. Pembacaan tinggi
mercuri dalam kolom (tabung manometer) menunjukkan peak pressure
(systolic) dan lowest pressure (diastolic).
Prinsip
U-Tube Manometer
Tekanan pada
titik A sama besarnya dengan pada titik 1. Tekanan di titik 2 adalah tekanan di
titik 1 ditambah dengan h1. Tekanan di titik 2 sama
dengan tekanan di titik 3, yaitu h2. Berdasarkan persamaan
besar tekanan di titik 2 dan titik 3, dapat dituliskan sebuah persamaan :
Fluida pada
A dapat berupa liquid atau gas. Bila fluida pada A berupa gas, pada umumnya
tekanan h1 dapat diabaikan, karena
berat dari gas sangat kecil sehingga P2 hampir sama dengan PA. Oleh karena itu
berlaku persamaan :
Dalam kasus
alat pengukur tekanan darah, h2 adalah tinggi cairan merkuri pembacaan pada
kaca tabung dan adalah berat spesifik dari
merkuri.
Berikut ini
adalah tambahan penjelasan teknis (yang saya cuplik dari wikipedia) atas
komentar Goio dan Wiku :
Stetoskop biasanya diletakkan diantara lengan (arteri pembuluh darah) dekat siku dan ‘bebatan kain bertekanan’ yang mengikat lengan. Tujuan bebatan kain dipompa (diberi tekanan) agar aliran darah yang melewati pembuluh darah arteri di lengan jadi terhenti. Pada saat tekanan dalam bebatan kain dilepaskan perlahan-lahan, dan kemudian darah mulai dapat mengalir lagi melalui pembuluh darah arteri, maka dari stetoskop akan terdengar suara wussshhhh…(suara sedkit menghentak). Hal itu merupakan pertanda untuk ‘mencatat’ penampakan ukuran pada manometer, yang merupakan tekanan darah systolic. Dan seterusnya sampai suara (wushhh…) tidak terdengar kembali yang mana itu merupakan ukuran tekanan darah dyastolic (dilihat dari displai manometer).
Stetoskop biasanya diletakkan diantara lengan (arteri pembuluh darah) dekat siku dan ‘bebatan kain bertekanan’ yang mengikat lengan. Tujuan bebatan kain dipompa (diberi tekanan) agar aliran darah yang melewati pembuluh darah arteri di lengan jadi terhenti. Pada saat tekanan dalam bebatan kain dilepaskan perlahan-lahan, dan kemudian darah mulai dapat mengalir lagi melalui pembuluh darah arteri, maka dari stetoskop akan terdengar suara wussshhhh…(suara sedkit menghentak). Hal itu merupakan pertanda untuk ‘mencatat’ penampakan ukuran pada manometer, yang merupakan tekanan darah systolic. Dan seterusnya sampai suara (wushhh…) tidak terdengar kembali yang mana itu merupakan ukuran tekanan darah dyastolic (dilihat dari displai manometer).
Ukuran
tekanan darah normal untuk manusia dewasa (dengan kondisi saat pengukuran
normal, tidak setelah berolahraga):
* Systolic : kurang dari 120 mmHg (2,32 psi atau 15 kPa)
* Diastolic : kurang dari 80 mmHg (1,55 atau 10 kPa)
* Systolic : kurang dari 120 mmHg (2,32 psi atau 15 kPa)
* Diastolic : kurang dari 80 mmHg (1,55 atau 10 kPa)
tekanan dari A ke B > tekanan dari B ke C
PAB > PBC
Patm - PA > Patm - PC
-PA > -PC
PC > PA
ρghAC > ρghAB
hAC > hAB
Lihat itu? syarat agar air bisa mengalir menurut fisika antek barat itu adalah ketinggian antara A-C harus lebih besar dari ketinggian A-B. Sedangkan pada gambar, kelihatan jelas A-C lebih rendah dari A-B. Jadi pompa itu tidak bisa buat menaikkan air ke atas, cuma bisa menurunkan air dari ketinggian ke bawah. Jelas-jelas fisika adalah rekayasa perusahaan-perusahaan minyak perampok itu yang membuat negara kita menaikkan harga BBM. Mereka tidak mau bangkrut karena penemuan kita.
Pompa Sentrifugal
Pompa adalah jenis mesin fluida yang berfungsi untuk memindahkan fluida melalui pipa dari suatu tempat ke tempat lain. Spesifikasi pompa dinyatakan dengan jumlah fluida yang dapat dialirkan per satuan waktu dan tinggi energi angkat. Dalam menjalankan fungsinya tersebut, pompa mengubah energi gerak poros untuk menggerakkan sudu-sudu menjadi energi gerak dan tekanan pada fluida. Dalam perencanaan instalasi pompa, harus dapat diketahui karakteristik pompa tersebut untuk mendapatkan sistem yang optimum.
Pompa adalah jenis mesin fluida yang berfungsi untuk memindahkan fluida melalui pipa dari suatu tempat ke tempat lain. Spesifikasi pompa dinyatakan dengan jumlah fluida yang dapat dialirkan per satuan waktu dan tinggi energi angkat. Dalam menjalankan fungsinya tersebut, pompa mengubah energi gerak poros untuk menggerakkan sudu-sudu menjadi energi gerak dan tekanan pada fluida. Dalam perencanaan instalasi pompa, harus dapat diketahui karakteristik pompa tersebut untuk mendapatkan sistem yang optimum.
Spesifikasi
alat:
• Two Stage Centrifugal Pump
• Driving Motor :
- Neco Shunt No. C166415.C
- Speed : 0 – 3000 rpm
- Power : 0,75 kW (1 HP)
• Tachometer : Compact Type M48 No. 62637
• Electrical Control :
- Neco Electronics 2AF 150
- Serial No : ST 79 358 and ST 78 606
• Pumps :
- Stuart No. 25/2
- Max Head : 13 m
- Max Flow : 130 l/min
• Venturi :
- Calibration : V = 0,200
- Diameter : D = 37,5 mm d = 22,2 mm
• Two Stage Centrifugal Pump
• Driving Motor :
- Neco Shunt No. C166415.C
- Speed : 0 – 3000 rpm
- Power : 0,75 kW (1 HP)
• Tachometer : Compact Type M48 No. 62637
• Electrical Control :
- Neco Electronics 2AF 150
- Serial No : ST 79 358 and ST 78 606
• Pumps :
- Stuart No. 25/2
- Max Head : 13 m
- Max Flow : 130 l/min
• Venturi :
- Calibration : V = 0,200
- Diameter : D = 37,5 mm d = 22,2 mm
Pengukuran Multiphase
September 15, 2007
Posted by
puji sidharta in o&g.
1 comment so far
1 comment so far
Penggunaan tabung venturi sebagai alat ukur fluida
multifasa di industri perminyakan sekarang semakin bertambah. Keuntungan yang
didapat dengan venturi adalah tidak dibutuhkannya separasi fluida seperti pada
separator konvesional.
Dengan menggunakan prinsip bernaulli ketika fluida mengalir dalam tabung yang memiliki hambatan area mengecil. Kecepatan fluida menjadi bertambah ketika melalui bidang mengecil untuk menyelaraskan prinsip tersebut. Tetapi tenaganya menjadi berkurang sesuai hukum kekekalan energi. Dengan menggunakan prinsip tersebut akan di dapat delta P dari fluida sebelum dan sesudah melalui area menyempit tersebut.
Dari persamaan dasar tersebut akan kita dapat laju dari massa yang mengalir melalui venturi. Kendala terjadi ketika sebuah fluida multifasa mengalir melalui tabung tersebut. Karena perbedaan tingkat kompresbilitasnya akan susah
Aplikasi venturi dalam pengukuran laju masa alir adalah dengan menggunakan teknologi nuklir sehingga porsi fasa masing masing dapat diukur dengan akurat. Sebuah source yang terbuat dari barrium di tempatkan di satu sisi venturi sedangakan penerimanya ditempatkan berseberangan dengan tempat sourcenya. Ketika masa mengalir radiasi dari barrium yang berupa sinar gamma akan bertabrakan dengan atom-atom fluida, dalam hal ini adalah atom-atom HC dan oksigen. Besar kecil sinar yang diterima oleh detektor akan menunujukan prosentase dari fasa-fasa yang mengalir.
0 comments "Fluida", Baca atau Masukkan Komentar
Post a Comment